Minggu, 09 November 2014

kemuliaan di hari muharam



Kemuliaan Menyantuni Anak Yatim,Dhuafa'  Di Bulan Muharam

Banyuwangi Radar Nusantara.

Memperingati  Tahun Baru 1 Muharam 1436 (1 suro, penanggalan jawa ) Masyarakat Dusun Tugurejo, khususnya Panitia Pelaksana  Generasi Muda Pemuda Tegalrejo (Gempar) sengaja mengadakan Pengajian Akbar Santunan Anak Yatim dan kaum Dhuafa' di Mushola Nurul Hikmah,bersama Badan Pengurus Dana Nasional (Bapensos).Desa Tegalrejo Kecamatan Tegalsari.(7/11)

Nampak hadir baik Undangan dan ribuan  pengungjung lapisan masyarakat membanjiri pelataran Mushola Nurul Hikmah, Acara yang mendapat sokongan dan dukungan dari beberapa sponsor dari perusahaan Jamu Jawa Asli  Jamu Dua Singa,termasuk Tabloid Mingguan Radar Nusantara  juga ambil bagian dalam kesuksesan acara tersebut.    

Adapun dari pengurus Bapensos Desa Tegalrejo jumlah Anak yatim yang di santuni 21 perempuan, 8 dan laki-laki 11 Anak.
Dalam hal ini dihadiri Muspika Kecamatan Tegalsari,,Kapolsek,Koramil dan Tokoh masyarakat  Kecamatan Tegalsari. Hariyono Spd,MM Camat Tegalsari  dalam Pidatonya  menyapaikan " Masyarakat Desa Tegalrejo Khususnya Generasi Muda disini luar biasa kesolitan dan Solidaritasnya sangat tinggi terhadap Anak Yatim,Mushola yang sekecil ini tapi  bisa menghadirkan pengunjung di pengajian ini begitu banyak dan yang menyantuni juga banyak terbukti hasil santunanya mendapat Puluhan juta Rupiah.untuk itu tidak hanya kita,Pemda Banyuwangi dan seluruh Jajaranya bagi Pegawai Negeri Sipil (pns) di sarankan menyisihkan sebagaian gajinya untuk Anak Yatim dan kaum Dhuafa ”. Ucapnya.

Sementara itu Mubaleg dalam pengajian ini di hadirkan   Haji Solikin Yusuf dari kota Subaraya,dalam tausyiahnya beliu memberikan pemaham terkait Tahun Baru Islan  1 Muharam  dan Arti Nikmat Hidayah Bagi Orang yang Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharam.
Pemahaman Tahun Baru Islam 1 muharam yang saat ini sudah jatuh 1436 Hijriah, dalam artian  1 Muharam bukan 1 Masehi.Tahun Baru yang menjadi tren bagi Anak Muda indentik dengan hura -hura tapi  justru Tahun Baru Islam sering di abaikan .sedangkan siapapun yang Peduli Amal terhadap Anak Yatim akan di tingkatkan derajat kelak di Akherat dan Do'nya Anak Yatim pasti di kabulkan sama Alloh SWT. Terangnya.
Beliau juga berharap mudah-mudahan kita semua mendapatkan Hidayah dari Alloh SWT  pencerahan hati dan mendapat  Ilmu yang Barokah dalam Pengajian Malam ini. Dan tidak lupa terus beramal mesti tidak di Bulan Muharam .kerena kebutuhan meraka tidak hanya di Bulan Muharam saja. tambahnya.(Eno)


penganiayaan



Lagi-Lagi Wartawan Di Sekap dan di Pukuli Saat Menjalankan Tugas Liputan

Banyuwangi Radar NUsantara.

Aksi kekerasan dan Penyekapan Pemilik toko Surabaya Desel yang di lakukan terhadap Dua Wartawan Independent new dan Patroli hendak menjalan Tugas Liputan.kasus ini di Laporkan Polsek Muncar dengan Nomor Tanda Bukti Lapor TBL/49/XI/2014/ Sek Muncar.

Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) DPC Banyuwngi mengecam keras tindakan pemilik Toko Surabaya Desel yang beralamatkan di Kecamatan Muncar. Pemilik Toko  yang melakukan penganiayaan dengan sengaja memukul wartawan yang sedang melakukan peliputan.
Peristiwa yang di duga ada pelanggaran saat Motor Tossa mengisi BBM Solar di SPBU Muncar sebayak 9- 12  Curigen ukuran 30 Liter  Di SPBU Mucar.dan teryata di angkot ke Toko Surabaya Desel selanjutnya para Wartawan  tersebut hendak melakukan investigasi masalah Solar malah di Masukan ke dalam Toko  Mendapat Intimidasi dan menyekap dalam Ruangan . sabtu (8/11) kemarin.

Tindakan Pemilik Toko  tersebut di duga melanggar Pasal 4 Ayat (2),  yang menyebutkan bahwa pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran, apalagi wartawan dalam bekerja juga dilindungi undang-undang dan pelaku penganianyaan itu tidak mengindahkan UU yang ada undang-undang"  tegasnya.  

Seperti diketahui,Pemilik Toko memukuli dan menendang Wartawan  yang tengah mengabadikan photo tumpukan Curigen di  Toko Surabaya Desel Muncar
Selain menganiaya, hasil photo milik Wartawan Patroli juga di suruh menghapus.
Menurut Sutoyo Sh, tindakan Pemilik Toko Tersebut yang menghalang-halangi tugas jurnalis dalam mencari dan mengumpulkan informasi bisa dijerat pidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta.  

“Kami memprotes keras tindakan Pemilik Toko Surabaya Desel Muncar yang telah berbuat semena-mena kepada jurnalis yang tengah meliput ,” kata Sutoyo selaku ketua KWRI DPC Banyuwangi
Untuk itu,Sutoyo  mendesak Kepala POlSEK Muncar  untuk mengusut tuntas kasus ini dan menegakkan Hukum terhadap  anak buahnya yang telah di aniaya . “Kita tidak boleh membiarkan kekerasan ini terjadi,” ujarnya.  
Tindakan  Pemilik Toko tersebut bukan saja menciderai kebebasan pers, tapi juga telah berbuat yang tidak manusiawi . Makanya, Polsek Muncar harus memproses secara hukum penganiaya jurnalis di Banyuwangi.

Sementara itu Kapolsek Muncar Kompol Ary Murtini SH.S.I.K saat di konfirmasi membenarkan dan telah menerima laporan dari Eko Budiyanto. " Laporan sudah di terima dan kasus ini berjalan proses " tegasnya. (Eno)

Minggu, 02 November 2014

keboan


Sumber Budaya Adat " Keboan" Desa Aliyan

Banyuwangi Radar Nusantara.

Upacara adat yang berkaitan erat dengan sistem religi merupakan salah satu wujud kebudayaan yang paling sulit dirubah dan digantikan salah satunya Adat " Kebo -Keboan".merupakan  ragam Seni Budaya Tradisi Banyuwangi yang masih terjaga dan dilestarikan hingga sekarang. acara Adat yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali  tepatnya bulan Muharam  atau Suro (penanggalan Jawa) yang jatuh pada hari minggu,(minggu pertama dan ke dua)  diyakini memiliki kekuatan Magis.
Konon, ritual ini muncul sejak abad ke-18. Di Banyuwangi, kebo-keboan dilestarikan di dua tempat yakni di Desa Aliyan, Kecamatan  Rogojampi, dan Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh.
Ritual Kebo-Keboan dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Desa setempat atas hasil panen yang melimpah sekaligus sebagai upacara bersih desa, agar seluruh warganya diberi keselamatan.

Munculnya ritual Kebo – Keboan di Desa Aliyan berawal terjadinya musibah wabah penyakit Pagebluk. kala itu, seluruh warga diserang penyakit. hama juga menyerang tanaman Padi dan Polowijo.karena parahnya Dukuh Karang Mukti mengalami Paceklik(gagal panen). sehingga bayak orang terutama Anak-anak terkena penyakit Busung Lapar akhirnya banyak warga kelaparan dan mati.Ki Buyut Wongso Kenongo sebagai sesepuh Desa kala itu mengajak kedua anaknya Den Pekik dan Den Priggo, untuk melakukan sesuatu buat warga yang sangat memprihatinkan.akhirnya keduanya melakukan Pertapaanya.
selang beberapa minggu setelah  Bertapa , Den Pekik dan Den Pringgo rumah Ki Buyut Wongso Kenongo di datangi orang Gila.yang pada akhirya orang gila tersebut mengajak dan menunjukan Pertapaanya kedua Anaknya tersebut dengan tempat yang berbeda  Wilayah,wilayah  Barat Den Pringgo dan Timur Den Pekik,.dan pada malam harinya orang gila memerintahkan warga untuk menghias halaman rumah  Ki Buyut Wongso Kenongo dengan Janur Kuning,empat ikat Padi, anak Pisang,dan bibit kelapa, sedangkan Ki Buyut membentangkan Kain Sarungnya di halaman rumahnya.malam harinya Ki Buyut mengajak warganya untuk Tirakatan dan Pagi harinya  mengadakan Selamatan " Tumpeng Songo"(gelar sepapan). tidak berapa lama warga di kejutkan adanya dua orang yang tubuhnya penuh lumpur berlari -lari di tengah perkampungan seperti kesurupan .setelah mungkin mersa bingung akhirnya kedua orang tersebut menjatuhkan dirinya di kaki Ki Buyut dan di kaki orang gila.selanjutnya kedua orang tersebut di pasangi seperti kerbau dan di bawa keliling kampung dan sampai di rumah Ki Buyut langsung di pakai membajak lalu orang gila mengambil semua padi di pojok halaman dan di sebarkan seperti orang. Ngurit dan kedua orang tersebut bergulung di lumpur dan mengambil padinya.dan Ki Buyut membagikan kepada warganya untuk di pakai Bibit.setelah di sadarkan dan mandikan kedua orang tersebut tenyata Den Pekik dan Den Pringgo.

Di kesempatan acara Adat Keboan tersebut  di hadiri  Bupati Banyuwangi Abdullah Aswar Anas,dan  dalam Pidato menyampaikan " Ritual Adat Keboan Desa Alian ini salah satunya sumber inspirasi  dan sumber tumbuhnya Budaya.dan merupakan Wahana Silturahmi Masyarakat untuk menjaga dan melestarikan Budaya serta mengisi yang bermanfaat tentang  Budaya bagi masyasarakat .maka pembangunan tidak hanya di bangun Sarana  saja tapi Budaya wajib kita bangun dan dilestarikan”.  jelasnya.
Bupati juga berjanji akan membangun jalan masuk menuju Desa Alian sebelum acara Adat Tahun depan jalanya sudah mulus .dengan memakai sistem pavingisasi K-300 / K -500  karena  kalao rusak jalanya Pemerintahan Desa juga masyarakat bisa langsung mengantinya .tambahnya.(2/11)

Sementara itu Kepala Desa Alian Sigit Purnomo memberikan keterangan terhadap beberapa awak media mengatakan " kegiatan acara Adat Keboan ini selamanya akan terus di lestarikan dan kembangkan,  Alkhamdulillah di tahun ini Bupati hadir langsung menyaksikan ini tentunya sebuah kebanggaan tersendirinya bagi Masyarakat Alian.harapan kami di tahun depan Budaya keboan ini bisa dilihat dan kunjungi tamu Kehormatan di Bidang Pariwisata dunia dan  lebih menikmati dengan suasana yang lebih baik lagi " . ucapnya (Eno)